Legislator : Bupati Pegubin harus bertanggung jawab

Spread the love

Caption : Anggota DPR Papua, Ignasius W. Mimin/ Istimewa

tvpapua.com, Jayapura, 04/10

Bentrok antar kelompok warga yang pro dan kontra terhadap kepemimpinan Bupati Pegunungan Bintang, Constan Oktemka di Jalan Pasar Mapilapol, Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Selasa (02/10), sangat disayangkan oleh Anggota DPR Papua, Ignasius W Mimin.

Legislator asal Kabupaten Pegunungan Bintang itu, meminta kedua belah pihak harus mampu menahan diri dan tidak membuat gerakan tambahan.

“Jadi, kedua belah pihak saya minta untuk menahan diri. Tidak boleh lagi saling serang atau membalas,“ kata Ignasius Mimin di Jayapura, Rabu (03/10).

Ignasius Mimin meminta Bupati Pegunungan Bintang harus bertanggungjawab terhadap bentrok antar kelompok warga tersebut.

“Semua peristiwa yang terjadi itu, Bupati Pegubin harus bertanggungjawab. Bupati tidak boleh lepas tangan begitu saja. Saya minta bupati bertanggungjawab. Pertikaian antar kedua kelompok warga hingga ada yang korban itu, bupati harus bertanggungjawab seluruhnya, bupati tidak boleh diam sebagai pemimpin,“ ujarnya.

Selain itu, Ignasius Mimin mendesak Pemprov Papua juga tidak boleh berdiam diri, tetapi harus mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah ini.

Sebagai utusan dari wilayah itu, Ignasius Mimin menkelaskan terkait kondisi daerahnya, yang merupakan rangakain peristiwa sejak 12 April lalu, karena adanya aspirasi masyarakat mosi tak percaya kepada bupati dari rakyat yang kemudian ditindaklanjuti DPRD Pegunungan Bintang.

“Sudah enam bulan ini masyarakat masih aman-aman hingga DPRD melakukan sidang paripurna mosi tak percaya hingga sidang ke MA, semua aman. Tapi, kemarin terjadi peristiwa di Pegubin itu, diluar dugaan yang saya sangat menyayangkan. Bahkan, aspirasi itu tidak ada perlawanan dari pihak lain, yang merasa dirugikan, namun tiba-tiba peristiwa itu terjadi,“ kata Ignasius Mimin.

Bahkan, bentrok antar kelompok yang pro dan kontra terhadap bupati itu, tentu menjadi peristiwa yang mengagetkan publik di Papua.

Untuk itu, Ignasius Mimin mengaku langsung mengambil langkah-langkah bersama DPRD Pegubin dan utusan MRP dari Pegubin untuk mencegah konflik itu, dengan melakukan pertemuan dengan Kapolda dan Wakapolda Papua, yang langsung merespon dengan turun langsung ke Oksibil, Pegubin, Rabu (03/10).

Bahkan, ia juga sudah berkomunikasi dengan Dandim Jayawijaya untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Pihaknya juga berkomunikasi dengan beberapa stakeholder di Pegunungan Bintang.

“Saya prihatin masyarakat yang tak tahu apa-apa dikorbankan, termasuk dua anggota polisi yang terluka. Semoga peristiwa seperti ini tak terjadi lagi. Pihak yang melakukan harus bertanggung jawab, karena sudah ada korban,” ujarnya.

Ignasius Mimin yang juga Ketua Fraksi Golkar DPR Papua ini berharap bentork antar kelompok itu tidak boleh terulang dan menyebar ke daerah lain, khususnya ke Jayapura.

Pihaknya meminta aparat keamanan bersama seluruh komponen warga Pegunungan Bintang untuk memulihkan kembali situasi di daerah itu, termasuk melindungi masyarakat.

“Ini sejarah pengorbanan di ibu kota kabupaten Pegubin sejak pemekaran 2004-2018. Saya sangat sedih dengan peristiwa itu,“ katanya.

Ignasius Mimin menyayangkan jika ada oknum anggota dewan tiga periode, namun justru menjadi aktor dibalik bentrok antar dua kelompok itu.

“Kenapa seorang anggota dewan tidak membela rakyatnya, ada apa dibalik itu hingga membuat rakyat jadi korban, mestinya dia membela rakyatnya sendiri, bukan memusuhi rakyat yang memilihnya,“ ujarnya.

Ignaius mengatakan, kejadian itu menjadi pelajaran untuk semua pihak sehingga harus segera diselesaikan. Kepada pihak keamanan yang bertugas di Pegubin, Ignasius Mimin berharap harus dapat menempatkan diri netral agar tak ada penilaian miring dari rakyat.

Ia juga berterimakasih kepada Kapolda, Pangdam, Danrem dan Dandim bersama aparat kepolisian dan TNI di lapangan yang langsung turun tangan melakukan pengamanan dan mengungsikan warga ke Koramil.

“Jangan bawa budaya lain di Pegubin. Jangan ajarkan sistem tak benar di daerah lain kepada masyarakat Pegubin. Selama ini masyarakat Pegubin tak pernah tahu yang namanya bertikai satu sama lain,“ imbuhya. (RBT)

 

%d blogger menyukai ini: