Upaya Pemulangan Warga Saireri Capai Titik Terang

Suasana pertemuan masyarakat Saireri dengan Anggota DPR Papua dari Dapil Saireri, Boy Markus Dawir di ruang Banggar DPR Papua, Selasa (09/06)./ QB

tvpapua.com, Jayapura, 11/06

JAYAPURA – Setelah 3 bulan terjebak di Jayapura karena adanya pembatasan akses operasional Pelabuhan dan bandara, akhirnya upaya memulangkan warga Saireri menemui titik terang.

Anggota DPR Papua dari daerah pemilihan (Dapil) Saireri, Boy Markus Dawir usai pertemuan dengan perwakilan masyarakat Saireri di ruang Banggar DPR Papua, Selasa (09/06), kepada wartawan menjelaskan bahwa upaya untuk memulangkan ribuan masyarakat Saireri telah menemui titik terang.

“Hari ini ada kabar baik, saudara-saudara kita yang terjebak di Kota Jayapura akan segera kembali ke daerahnya masing-masing. Ada lima unit kapal yang disiapkan dua unit kapal yakni Sabuk Nusantara sudah siap untuk digunakan, sisanya menunggu persetujuan menteri perhubungan,” katanya.

Menurut Boy terkait pemulangan warga Saireri, pihaknya telah menerima surat dari Gubernur Papua yang menyatakan bahwa pelabuhan laut Jayapura dapat digunakan untuk pelayanan pemberangkatan penumpang, selain itu juga telah dilakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan, Satgas Covid-19, PT Pelni, KSOP, PT Pelindo dan KKP.

“Mekanismenya akan diatur, saat ini tahap pertama pemulangan sudah bisa dilakukan dengan menggunakan kapal perintis yang telah disediakan,” ujarnya.

BMD sapaan akrab Boy Markus Dawir dalam melakukan koordinasi dengan para Bupati di wilayah Saireri, akhirnya menyetujui dan siap menerima kembali warganya.

“Jadi kita sudah melakukan koordinasi dengan Bupati Waropen, Bupati Kepulauan Yapen, Bupati Biak Numfor, Bupati Supiori dan menyatakan mendukung untuk kepulangan warganya,” kata BMD.

Lebih lanjut BMD menjelaskan salah satu syarat untuk bisa kembali ke daerahnya yakni dengan melakukan Rapid Test, dan itu telah dilakukan selama dua hari di halaman kantor otonom Kotaraja.

“Kita sudah melakukan rapid test tahap pertama 3000 orang dan tahap kedua 2000 orang, dari hasil tersebut reaktif 17 orang, untuk yang hasilnya non reaktif bisa berangkat,” ujarnya. (QB)