Sagu Sebagai Pangan Lokal Penting Untuk Dijaga Dan Dilestarikan
Caption : Masyarakat yang selesai menghabiskan Papeda didalam sempe Pada festival makan Papeda di Kampung Abar Kabupaten Jayapura (30/9/2017). [Foto/YaW]
tvpapua.com, Sentani-Jayapura, 01/10
Sagu sebagai salah satu pangan lokal yang sejak dulu digunakan sebagai makanan pokok yang menjadi sumber kecukupan kalori bagi masyarakat Papua selain ubi jalar. Juga dikonsumsi oleh daerah lain di luar Papua seperti Maluku dan Sulawesi.
Sagu tumbuh secara alami di Daerah pesisir yang berair dan rawa yang menjadi tempat potensial. Sagu merupakan sumber pangan yang melimpah bagi masyarakat.
Di Kabupaten Jayapura Distrik Ebungfauw. Masyarakat Kampung Abar Sabtu (30/9) pekan kemarin menggelar Festival makan Papeda dengan Tema Helay Mbay, Hote Mbay. Hal ini guna mengingatkan semua pihak untuk tetap menjaga dan melestarikan hutan Sagu tetapi juga untuk mengenalkan benda-benda budaya yang mulai dilupakan seperti Sempe dan Hote yang dulunya digunakan untuk menaruh hasil olahan Sagu menjadi Papeda dan juga tempat untuk menaruh ikan sebagai lauknya.
Rudi Mebri salah satu tokoh Pemuda mengatakan kebijakan pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah hendaknya memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Proses Pembangunan dapat berjalan sebagaimana mestinya tanpa harus merusak dan melakukan penebangan tanaman sagu.
” pertanyaannya adalah siapa yang akan menanam kembali pohon sagu kalau ditebang untuk kepentingan pembangunan. Menurut saya, menebang hutan sagu dengan segaja atau untuk kepentingan lain sama saja dengan melanggar Hak Asasi Manusia. Karena dengan pohon sagu ini ada banyak manfaat yang bisa dikelola, selain isinya yang dimakan, bahan baku dari pohon tersebut dapat digunakan dalam sandang, pangan dan papan bagi kebutuhan manusia. Oleh sebab itu, sagu dan hutannya harus benar-benar dilindungi oleh kita semua sebagai masyarakat adat tetapi juga yang mengkonsumsi sagu sebagai pangan kita setiap hari,” ujarnya di Sentani. Sabtu (30/9)
Senada dengan hal tersebut, Charles Toto Koki Rimba Papua (Papua Jungle Chef) mengatakan sagu adalah pangan lokal yang sangat penting bagi masyarakat lokal untuk terus di konsumsi setiap hari. Menurutnya, sagu menjadi pangan lokal yang cukup kuat ketika kita berbicara sagu di taraf Nasional, karena sangat tidak mungkin kita berbicara pangan yang sama sekali tidak ada di daerah kita
” Ajang festival makan Papeda yang diselenggarakan oleh masyarakat di kampung Abar mengingatkan kita sebagai masyarakat lokal untuk tetap mencintai pangan lokal kita tetapi juga bagi tua-tua adat agar senantiasa menjaga dan melestarikan sagu ini dengan baik,” ujar Cato sapaan akrabnya saat ditemui di Sentani.
Cato juga mengatakan dalam aktivitasnya sebagai juru masak pangan lokal yang sering dipresentasikan diluar Papua, sagu adalah menu yang tidak bisa dia tinggalkan dalam segala bentuk presentasi makanan dari bahan lokal.
” Sagu bisa diolah menjadi berbagai macam penganan. Seperti kue, sagu kering, atau dicampur dengan bahan makanan lainnya seperti pisang dan kelapa yang kemudian dibakar, rasanya sangat nikmat untuk dicicipi karena diolah tanpa menggunakan bahan -bahan kimia lainnya yang biasa digunakan dalam makanan,” pungkasnya. [YaW]
- Okt, 01, 2017
- Author: Mario
- Categories: Berita
- No Comments.
News
- Imigrasi Kelas I TPI Jayapura Periksa 1830 Wisatawan dan 773 Kru ABK Kapal MS Noordam 14 Januari 2025
- PJ Walikota: Pelatihan Matematika Gasing Guna Peningkatan SDM Guru dan Siswa 11 Januari 2025
- Tindak Lanjuti Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Kemendagri DPR Papua Bersama TPAD Kembali Bahas APBD Tahun Anggaran 2025 10 Januari 2025
- Polisi Tangkap Ketua KPU Sarmi, Diduga Terkait Pemilu 10 Januari 2025
- Awali Tugas Perdana Waket I DPR Papua Rapat Evaluasi APBD 2025 9 Januari 2025
- Waket III DPR Papua Kunjungi Anak Korban Kekerasan Orangtua Angkat 9 Januari 2025
- Freeport Indonesia Berbagi Kasih Natal dengan Anak-anak Panti Asuhan di Jayapura 9 Januari 2025
- Empat Pimpinan DPR Papua Resmi Dilantik 8 Januari 2025
- Jabat Wakil Ketua I DPR Papua, Herlin Beatrix Monim akan Perjuangkan Aspirasi Rakyat 8 Januari 2025
- Kursi DPR Papua Jalur Pengangkatan Tunggu Hasil Putusan Pansel 6 Januari 2025
Komentar Terbaru
Arsip
- Januari 2025
- Desember 2024
- November 2024
- Oktober 2024
- September 2024
- Agustus 2024
- Juli 2024
- Juni 2024
- Mei 2024
- April 2024
- Maret 2024
- Februari 2024
- Januari 2024
- Desember 2023
- November 2023
- Oktober 2023
- September 2023
- Agustus 2023
- Juli 2023
- Juni 2023
- Mei 2023
- April 2023
- Maret 2023
- Februari 2023
- Januari 2023
- Desember 2022
- November 2022
- Oktober 2022
- September 2022
- Agustus 2022
- Juli 2022
- Juni 2022
- Mei 2022
- April 2022
- Maret 2022
- Februari 2022
- Desember 2021
- November 2021
- Oktober 2021
- Agustus 2021
- Juli 2021
- Juni 2021
- Mei 2021
- April 2021
- Maret 2021
- Februari 2021
- Januari 2021
- Desember 2020
- November 2020
- Oktober 2020
- September 2020
- Agustus 2020
- Juli 2020
- Juni 2020
- Mei 2020
- April 2020
- Maret 2020
- Februari 2020
- Januari 2020
- Desember 2019
- November 2019
- Oktober 2019
- September 2019
- Agustus 2019
- Juli 2019
- Juni 2019
- Mei 2019
- April 2019
- Maret 2019
- Februari 2019
- Januari 2019
- Desember 2018
- November 2018
- Oktober 2018
- September 2018
- Agustus 2018
- Juli 2018
- Juni 2018
- Mei 2018
- April 2018
- Maret 2018
- Februari 2018
- Januari 2018
- Desember 2017
- November 2017
- Oktober 2017
- September 2017
- Agustus 2017
- Juli 2017
- Juni 2017
- Mei 2017
- Februari 2017
Kategori
Meta
To find out more, including how to control cookies, see here: Kebijakan Cookie