KNPI dan Sejumlah OKP Tolak Politik Identitas di Pilgub Papua

Ketua KNPI Papua Benyamin Gurik dan sejumlah OKP saat menggelar jumpa pers, Senin, 2 September 2024/ Bebo

tvpapua.com, Jayapura 02/09

JAYAPURA – KNPI Papua bersama pengurus cabang dan sejumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) menolak dengan tegas politik identitas yang sengaja diciptakan oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab menuju pesta demokrasi pada Pemilihan Kepala Daerah November mendatang.

Ketua DPD KNPI Provinsi Papua, Benyamin Gurik mengatakan politik identitas dan isu agama dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

“Menanggapi isu kedaerahan terutama yang dapat memecah belah orang Papua, maka kami menegaskan menolak upaya-upaya yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab,” tegasnya dalam pres conference di salah satu restaurant di bilangan Abepura, Senin (2/9/2024).

Benyamin Gurik menegaskan setiap orang asli Papua mulai dari Merauke sampai Sorong, berhak atas jabatan politik apapun diatas Tanah Papua.

“Jadi kami berharap oknum-oknum tertentu tidak memanfaatkan situasi dan kondisi yang ada untuk kepentingan demi mencapai kekuasaan. Hal itu sangat sensitif,” ungkapnya didampingi Ketua Umum Badko HMI Papua dan Papua Barat Charly Lagefa, Ketua PMII Papua, Mahfudz, Ketua GMNI Tanah Papua, Raymond Yekwan, Ketua GMKI Cabang Jayapura, Laliles Kabak, Ketua KNPI Sarmi Billy F Kreew dan Sekretaris KNPI Kota Jayapura, Jack Wally dan KNPI Mamberamo Raya, Max Woisiri.

Terkait hal itu Benyamin Gurik mengajak seluruh masyarakat yang ada di Tanah Papua untuk memilih calon pemimpin berdasarkan hati nurani, berdasarkan rekam jejak atau track record.

“Semoga hal itu menjadi pedoman dalam menentukan pilihan dalam pemilihan kepala daerah nanti,” tuturnya.

Ketua KNPI Sarmi Billy F Kreew menekankan bahwa pemuda dari Tabi – Saireri ikut mengambil bagian dalam pesta demokrasi.

“Harapannya, semoga pesta demokrasi nanti dapat berjalan aman, kondusif,” ujarnya.

Dari sisi perbedaan dalam pesta demokrasi, Billy Kreew yang juga Tokoh Adat Sarmi berharap perbedaan suku, agama dan ras tidak menjadi halangan.

“Harapan kami, tidak boleh perbedaan suku ini menjadi pemecah belah. Bagi kami orang Papua tetap satu meski telah terjadi pemekaran, apalagi kami pemuda tetap bersatu karena kami adalah generasi emas dan pilar masa depan pembangunan di Tanah Papua,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua PKC PMII Papua Mahfudz menyatakan bahwa politik identitas akan mengganggu kedamaian di Tanah Papua. “Tidak boleh ada isu-isu menyangkut SARA,” tukasnya.

Hal senada dikemukakan Ketua DPD GMNI di Tanah Papua Raymond Yekwan, yang mengajak semua pihak agar menjaga ketentraman dan keamanan selama masa Pilkada. “Siapa nanti yang terpilih memimpin, tentunya akan membawa Papua ke arah yang lebih baik,” pungkasnya. (QB)