Kabupaten Jayapura Dukung Studi Analisis Lanskap Papua untuk Pembangunan Hijau dan Revitalisasi Kakao
tvpapua.com, Jayapura, 17/07
JAYAPURA – Pemerintah Kabupaten Jayapura didukung Yayasan Inisiatif Dagang Hijau dan lembaga konsultan Orien Spasia Ecoscape menyelenggarakan kegiatan Diseminasi dan Lokakarya “Manajemen Lanskap Berbasis Tata Ruang untuk Pembangunan dan Revitalisasi Kakao di Kabupaten Jayapura” di Sentani, Jayapura, 11 Juli 2024.
Kegiatan ini didasarkan pada hasil studi Orien Spasia mengenai analisis lanskap untuk melihat kelayakan implementasi agroforestri kakao di dataran rendah utara Papua.
Studi ini bertujuan mendukung Pemerintah Kabupaten Jayapura dalam menerapkan tata kelola wilayah berkelanjutan berdasarkan analisis ilmiah mengenai kondisi lanskap.
Analisis dilakukan terhadap keseluruhan wilayah Provinsi Papua seluas 7.774.625 hektar, yang merupakan kawasan hutan utuh besar terakhir di Indonesia dan kawasan hutan tropis ketiga terluas di dunia.
Secara khusus, analisis juga dilakukan untuk menilai karakteristik sistem perkebunan agroforestri kakao di Kabupaten Jayapura. Agroforestri kakao telah diidentifikasi sebagai solusi alternatif untuk memperkuat pengelolaan lanskap dari ancaman deforestasi dan degradasi lahan, sekaligus sebagai sumber penghasilan dan modal, dengan mempertimbangkan susunan lanskap dan kondisi sosial ekonomi di Papua.
“Pemerintah Kabupaten Jayapura terus mengupayakan kakao menjadi komoditas unggulan dari wilayah, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dukungan dan pendampingan oleh pemerintah, mitra pembangunan, maupun sektor swasta masih sangat dibutuhkan masyarakat untuk memberikan pelatihan, edukasi pengetahuan dan informasi yang benar mengenai cara pengelolaan kakao, yang diharapkan bisa memotivasi masyarakat menyediakan lahan untuk kakao sehingga kakao bisa menjadi ikon Kabupaten Jayapura,” kata Asisten II Setda Kabupaten Jayapura, Dra Delila Giay, MSi dalam sambutannya pada kegiatan diseminasi ini.
Hasil analisis menunjukkan bahwa dari 18 jenis tutupan lahan yang ditemukan untuk keseluruhan wilayah, Provinsi Papua didominasi oleh hutan primer seluas 5.892.778 hektar dan hutan sekunder seluas 1.341.898 hektar.
Namun, jumlah ini terus berkurang setiap tahunnya, khususnya jika dibandingkan dengan jumlah lahan perkebunan dan permukiman yang masing- masing meningkat sebanyak lebih dari 20.000 hektar selama periode 2003-2022.
Analisis “Area Go & No Go” (Diperbolehkan & Tidak Diperbolehkan) dalam studi menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Provinsi Papua maupun Kabupaten Jayapura terdiri dari wilayah dengan tutupan hutan alami dan Nilai Konservasi Tinggi/Stok Karbon Tinggi (NKT/SKT).
Ketika dibandingkan dengan peta distribusi agroforestri kakao di Kabupaten Jayapura, sebanyak 2.686 ha agroforestri kakao terletak di area No Go Priority 1, 2.050 ha terdapat di area No Go Priority 2, 5.302 ha terdapat di area No Go Priority 3, dan sebanyak 4.300 ha terdapat di area Go.
Secara keseluruhan, jumlah perkebunan kakao hanya menempati hingga 1,03% (14.340 ha) area dari seluruh wilayah Kabupaten Jayapura, namun perkebunan kakao berperan penting dalam histori perubahan lanskap Jayapura.
Untuk pengembangan agroforestri kakao selanjutnya di Kabupaten Jayapura, studi Orien Spasia mengkombinasikan analisis Area Go & No Go dengan data klasifikasi hutan Kementrian Hutan dan Lingkungan Hidup, rencana tata ruang Kabupaten Jayapura, dan data tutupan lahan berdasarkan analisis data Planet-NICFI Tropical Basemap, untuk menghasilkan rekomendasi desain lanskap agroforestri kakao berdasarkan prioritas Produksi, Proteksi, dan Inklusi (PPI).
Desain lanskap agroforestri kakao menurut prioritas Produksi, Proteksi, dan Inklusi merekomendasikan tiga jenis aktivitas di masing-masing area, yaitu konservasi (No Go Priority 1, 2, 3), restorasi (No Go Priority 1, 2, 3), dan produksi berkelanjutan (No Go Priority 2, 3, dan Go Area).
Program konservasi di area hutan yang masih utuh atau badan air bisa dilakukan secara alami, namun di area yang sudah terlanjur ditanami kakao bisa dilakukan agroforestri dengan spesies endemik sebagai tanaman dominan, seperti Merbau (Intsia bijuga), Sowang (Xanthostemon novoguineensis), Matoa (Pometia pinnata), Pinang (Area catechu), Durian (Durio zibethinus), dan Sagu (Metroxylon sago). Untuk program restorasi bisa dilakukan di kawasan hutan yang terdegradasi, area agroforestri kakao, dan lainnya dengan melakukan penanaman kombinasi antara Merbau, Sowang, Matoa, Durian, Sagu, Gamal (Gliricidia sepium) dan kakao (Theobroma cocoa).
Untuk produksi berkelanjutan di kawasan agroforestri kakao dan lainnya direkomendasikan pengkombinasian dengan tanaman endemik, yaitu Matoa, Durian, Sagu, Gamal, dan Pinang yang bisa disilangkan dengan vanili (Vanilla planifolia).
Aktivitas produksi berkelanjutan yang dilakukan harus mengikuti sejumlah prinsip, yaitu tidak menebang atau membakar pohon, khususnya spesies pohon endemik, membuat area penyangga antara kebun dengan daerah hutan lindung, sumber air dan pemukiman, serta menanam spesies asli di area penyangga.
Kepala Bidang Ekonomi dan Penanaman Modal Bappeda Kabupaten Jayapura, Johan Manggo SP, menyatakan, “Analisis Area Go & No Go ini atau dokumen serupa lainnya dari mitra pembangunan bisa dimasukkan dalam dokumen perencanaan pemerintah, seperti RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang sekarang tengah direvisi, atau ke dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah).
Peluang pengembangan perkebunan kakao masih terbuka lebar karena masih tingginya permintaan pasar internasional dan domestik. Indonesia harus memanfaatkan peluang tersebut dengan meningkatkan daya saing produk melalui peningkatan kualitas dan inovasi produk kakao.
“Kabupaten Jayapura sebagai bagian dari Provinsi Papua, memiliki hutan primer yang begitu luas, namun rencana tata ruang Kabupaten mengindikasikan ancaman deforestasi masih cukup tinggi,” katanya.
“Oleh karena itu, IDH dengan Orien mengadakan studi Go/No-Go, untuk melihat secara komprehensif, adanya kemungkinan inovasi model bisnis baru yang bebas deforestasi, dan sesuai hasil studi, di Kabupaten Jayapura bisa dilakukan agroforestri kakao yang menekankan 3 hal, yaitu revitalisasi kakao terutama di wilayah penyangga hutan, proteksi terhadap kawasan ulayat, dan inklusi masyarakat lokal,” kata Ari Sutanti, Program Director Yayasan Inisiatif Dagang Hijau. (***)
- Jul, 17, 2024
- Author: Bebo
- Categories: Berita
- No Comments.
News
- H-9 Pemungutan Suara Pilkada 2024, Kapolresta : Koordinasi dan Komunikasi Semakin Intens Dibangun 18 November 2024
- Aksi Tolak Transmigrasi, 3 Massa KNPB Ditetapkan Tersangka, 3 Lainnya DPO 18 November 2024
- Kapolresta “Operasi Sikat Cyclop, Polresta Ungkap 15 Kasus 3C” 18 November 2024
- PT Freeport Indonesia dan ANTAM Tandatangani Perjanjian Jual Beli Emas Wujudkan Hilirisasi di Dalam Negeri 8 November 2024
- Tips Menjaga Keawetan Mesin Dengan Coolant 1 November 2024
- Berbagai Promo Menarik Dengan Booking di Motorku X 31 Oktober 2024
- Astra Motor Papua Gelar Fun Session with Honda di Sorong dan Timika 30 Oktober 2024
- Astra Motor Papua Raih Top 10 Finalist Astra Security Management System Category Technology 29 Oktober 2024
- Pebalap Binaan Astra Honda Siap Kibarkan Merah Putih di IATC Buriram, Thailand 28 Oktober 2024
- Perawatan Aki Kering pada Sepeda Motor: Kunci untuk Kinerja Optimal dan Umur Panjang 28 Oktober 2024
Komentar Terbaru
Arsip
- November 2024
- Oktober 2024
- September 2024
- Agustus 2024
- Juli 2024
- Juni 2024
- Mei 2024
- April 2024
- Maret 2024
- Februari 2024
- Januari 2024
- Desember 2023
- November 2023
- Oktober 2023
- September 2023
- Agustus 2023
- Juli 2023
- Juni 2023
- Mei 2023
- April 2023
- Maret 2023
- Februari 2023
- Januari 2023
- Desember 2022
- November 2022
- Oktober 2022
- September 2022
- Agustus 2022
- Juli 2022
- Juni 2022
- Mei 2022
- April 2022
- Maret 2022
- Februari 2022
- Desember 2021
- November 2021
- Oktober 2021
- Agustus 2021
- Juli 2021
- Juni 2021
- Mei 2021
- April 2021
- Maret 2021
- Februari 2021
- Januari 2021
- Desember 2020
- November 2020
- Oktober 2020
- September 2020
- Agustus 2020
- Juli 2020
- Juni 2020
- Mei 2020
- April 2020
- Maret 2020
- Februari 2020
- Januari 2020
- Desember 2019
- November 2019
- Oktober 2019
- September 2019
- Agustus 2019
- Juli 2019
- Juni 2019
- Mei 2019
- April 2019
- Maret 2019
- Februari 2019
- Januari 2019
- Desember 2018
- November 2018
- Oktober 2018
- September 2018
- Agustus 2018
- Juli 2018
- Juni 2018
- Mei 2018
- April 2018
- Maret 2018
- Februari 2018
- Januari 2018
- Desember 2017
- November 2017
- Oktober 2017
- September 2017
- Agustus 2017
- Juli 2017
- Juni 2017
- Mei 2017
- Februari 2017
Kategori
Meta
To find out more, including how to control cookies, see here: Kebijakan Cookie