Unicef Gelar Lokakarya Advokasi Kebijakan Sanitasi Penting atasi Stunting di Provinsi Papua

tvpapua.com, Jayapura, 20/06

JAYAPURA – United Nations International Children’s Emergency Found (UNICEF), menyelenggarakan Lokakarya Advokasi Kebijakan Sanitasi Penting atasi Stunting di Provinsi Papua. Kegiatan ini diikuti sejumlah perangkat daerah dari seluruh kabupaten dan kota di Papua, yang berlangsung di lantai 4 Kantor Gubernur di Dok 2 Kota Jayapura, Kamis (20/6/2024). 

Pertemuan ini dalam rangka Sosialisasi Kebijakan Gubernur melalui Surat Edaran Gubernur Nomor 400.7.1/2555/SET tentang Percepatan Pencapaian Stop Buang Air Besar Sembarangan di Provinsi Papua.

Kepala Kantor UNICEF Papua dan Papua Barat Aminuddin Ramdan mengatakan, pentingnya sanitasi yang baik, sebab sanitasi memiliki banyak keterkaitan dengan isu penyakit lain seperti Polio.

“Isu utamanya karena kita ingin mengangkat bahwa isu sanitasi itu memiliki banyak keterkaitan salah satunya dengan isu yang saat ini sedang hangat khususnya di tanah Papua yaitu stunting dan Polio dimana penyebaran penyakit Polio salah satunya penularannya melalui tinja yang kemudian virus atau bakteri masuk ke saluran pencernaan atau mulut manusia,” katanya.

Dari data yang dihimpun, menurut Ramdan, tercatat ada 500 kampung di Papua yang belum bebas BAB sembarangan, diberbagai wilayah hal itu masif dilakukan yang memicu terjadinya penularan penyakit.

“Makanya kita ingin ada perhatian dari pemerintah daerah yang ada di kabupaten/kota di Papua,  organisasi keagamaan, dan pemangku adat, untuk bersama menanggulangi agar masyarakat tidak buang air besar sembarangan,” ungkapnya.

Lanjutnya, untuk percepatan pencapaian Stop BAB Sembarangan ada dua kabupaten yang sudah mencapai 100 persen yaitu Kabupaten Biak Nufmor dan Kota Jayapura.

“Jadi, kita berharap pertemuan hari ini ada tindak lanjut melalui edaran gubernur, untuk bagaimana semua berkolaborasi untuk percepatan pencapaian stop buang air besar sembarangan,” harapnya.

Sementara itu mewakili Gubernur Papua, Staf ahli bidang Kemasyarakatan dan SDM, Daniel R Senis mengatakan perilaku BAB sembarangan tidak dapat disepelekan. BAB sembarangan merupakan masalah serius yang berdampak merugikan lingkungan, serta berpotensi menularkan kuman penyakit.

“Seperti diare, tipes, disentri atau kolera. Bahkan anak yang sering mengalami penyakit-penyakit ini, tentu saja tumbuh kembangnya menjadi tidak optimal dan pada akhirnya bisa mengakibatkan stunting bahkan kematian,” tegasnya.

Untuk itu, ia menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang hadir dalam pertemuan tersebut.

 “Semoga hasil lokakarya dapat menimbulkan efek positif untuk segera mendorong tercapainya Provinsi Papua sebagai provinsi stop BAB sembarangan pertama di tanah Papua,” tandasnya. (QB)