Pesona Wisata Goa Jepang Binsari Biak Papua, Begini Sejarah dan Pantangannya
tvpapua.com, Jayapura, 01/04
Biak – Siang itu, Sabtu (18 Maret 2023), puluhan jurnalis dari 6 provinsi di Papua bersama rombongan USAID Kolaborasi tiba di situs bersejarah Goa Jepang Binsari Setelah melaksanakan outbond di pantai Bosnik Biak, Provinsi Papua.
Setelah mendapatkan pengarahan dari salah satu pemandu, para kuli tinta yang telah dibagi dalam kelompok berjalan dengan hati-hati menyusuri hamparan dan jalanan licin kala masuk menuruni seratus lebih anak tangga.
Pesona wisata Goa Jepang ini tampak dihiasi 2 pintu masuk goa yang menjulang. Memacu adrenalin dan menguras tenaga untuk bisa mengelilinginya.
Goa Jepang yang bisa ditempuh sekira 30 menit dari pusat kota, merupakan obyek wisata bersejarah perang dunia ke – II di Kabupaten Biak, Papua.
Letaknya di Kampung Wisata Binsari, Distrik Samofa, Kabupaten Biak Numfor, Papua.
Dibuka mulai pukul 08.30 WIT sampai 18.00 WIT. Sebelum kedalam goa Jepang, pengunjung membayar tiket masuk terlebih dahulu seharga Rp 25.000 per orang dewasa dan Rp 10.000 per anak.
“Kadang kami buka sebelum jam 8 pagi karena hari libur sangat ramai. Kalau ada rombongan bisa sampai 200-an orang datang, kalau keluarga bisa 80-100 orang,” ungkap istri Pengelola Goa Jepang Binsari Biak, Mathelda Marian saat ditemui tvpapua.com disela-sela kesibukannya.
Dia menjelaskan, ketika ramai pengunjung atau wisatawan maka bisa meraup untung 2-3 juta rupiah.
Tak hanya dari tiket, sambung Mathelda Marian, penjualan souvenir hingga kuliner pun cukup menjanjikan.
Salah satunya, souvenir mahkota Papua yang dijajakan dibanderol seharga Rp 100.000, Rp 250.000 hingga Rp 500.000.
Setiap tahunnya ada peningkatan dan pemeliharaan obyek wisata Goa Jepang Binsari Biak. Luasnya sekira 200 x 200 meter yang memiliki kurang lebih 183 anak tangga. Dengan ketinggian Goa Jepang sekitar 53 meter dan luas 200 x 200 meter.
Pada 2020 lalu, Bupati Biak, Herry Ario Naap meresmikan museum Goa Jepang Perang Dunia ke II bersama Ambbassador Extraordinary and Plenipotentiary of Japan, HE Masafumi Ishii dan Kapolres Biak Numfor.
Mathelda menyarankan kepada setiap pengunjung Goa Jepang untuk berhati-hati karena areanya lembab, licin, dan ada bagian ruang yang gelap.
Terlebih ada sebuah insiden yang dialami seorang wisatawan saat masuk kedalam Goa Jepang pada 1986 silam, naas salah menginjakkan kaki hingga menyebabkan patah tulang di kaki.
“Tapi orang yang salah injak sampai kaki patah itu sekarang sudah sembuh dan pernah kembali datang kesini. Insiden hanya 1 kali terjadi saat itu,” ujarnya.
Mathelda berterima kasih kepada pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata Biak yang memfasilitasi dan memberdayakan pemilik ulayat Marga Rumaropen mengelola obyek wisata Goa Jepang Binsari.
Adapun himbauan larangan atau pantangan bagi pengunjung yang wajib dipenuhi, antara lain:
1. Pengunjung dilarang membuang sampah didalam goa dan sekitarnya.
2. Pengunjung dilarang menebang pohon di area Goa Jepang.
3. Pengunjung dilarang menangkap satwa dalam bentuk apapun.
4. Pengunjung dilarang mencoret-coret bangunan dan dinding goa.
5. Pengunjung dilarang menyalakan api diarea Goa Jepang.
Goa ini disebut Goa Jepang di karena dulunya pernah digunakan menjadi tempat persembunyian dan perlindungan tentara Angkatan Darat Kekaisaran Jepang ke – 16 semasa Perang Dunia ke – II.
Pulau Biak menjadi medan pertempuran Perang Dunia ke – 2 antara Kekaisaran Jepang melawan pasukan Sekutu. Pulau ini menjadi saksi bisu konflik terbesar dan paling merusak sepanjang sejarah di Abad ke – 21.
Tempat ini merupakan tempat ziarah bagi wisatawan Jepang, yang dimana disini hingga hari ini kita dapat menemui ratusan tengkorak tentara Jepang yang gugur.
Berdasarkan informasi yang dihimpun tvpapua.com, sejarah Goa Jepang awalnya goa alami yang sudah terbentuk dari alam.
Jaman dahulu, goa ini digunakan oleh masyarakat setempat untuk beristirahat.
Didalam goa yang sering disebut masyarakat setempat dalam bahasa Biak adalah Abyab Binsari yang artinya goa nenek, terdapat mata air yang sering dipakai masyarakat untuk keperluan memasak, mandi dan lain-lain.
Disebut Abyab Binsari karena menurut cerita warga, jaman dulu ada seorang nenek yang tinggal disekitar goa ini namun setelah tentara Jepang datang, nenek tersebut kemudian menghilang tanpa jejak.
Tentara Jepang pertama kali mendarat ke Biak pada 1943 dengan jumlah tentara kurang lebih 10.000 orang. Tersebar di goa Jepang, Biak Utara, Biak Barat, Biak Timur, Ambroben Sub, sampai ke Supiori.
Tentara Jepang membangun benteng-benteng pertahanan dipinggiran pantai sampai ke hutan dan goa-goa yang ada di hutan.
Khusus di Goa Jepang terdapat sebanyak 3.000 tentara Jepang. Dijadikan sebagai pusat logistik dan juga tempat persembunyian oleh tentara Jepang dibawah Komando Kolonel Kuzuma.
Sekitar 1994, tentara sekutu dibawah kepemimpinan Jenderal Douglas McArthur mengetahui jika pusat logistik tentara Jepang berada di Biak maka pada 7 Juni 1944 sekutu langsung menjatuhkan bom dan drum-drum bahan bakar diatas goa Binsari. Mengakibatkan kurang lebih 3.000 tentara Jepang meninggal dunia.
Sekitar 1980, Goa Jepang ditetapkan sebagai salah saty objek wisata sejarah perang dunia ke-II.
Benda-benda yang ditemukan diarea Goa Jepang berupa senjata ringan dan berat tentara Jepang, peluru, helm atau topi, pesawat Jepang, bom, peralatan makan minum, samurai, pistol, dan alat-alat kedokteran seperti obat-obatan. Bahkan, ada juga benda-benda dari sekutu berupa pesawat, kendaraan jeep, bom, dan baling-baling pesawat. (Hidayatillah)
- Apr, 01, 2023
- Author: HDA
- Categories: Berita
- No Comments.
News
- PT Freeport Indonesia dan ANTAM Tandatangani Perjanjian Jual Beli Emas Wujudkan Hilirisasi di Dalam Negeri 8 November 2024
- Tips Menjaga Keawetan Mesin Dengan Coolant 1 November 2024
- Berbagai Promo Menarik Dengan Booking di Motorku X 31 Oktober 2024
- Astra Motor Papua Gelar Fun Session with Honda di Sorong dan Timika 30 Oktober 2024
- Astra Motor Papua Raih Top 10 Finalist Astra Security Management System Category Technology 29 Oktober 2024
- Pebalap Binaan Astra Honda Siap Kibarkan Merah Putih di IATC Buriram, Thailand 28 Oktober 2024
- Perawatan Aki Kering pada Sepeda Motor: Kunci untuk Kinerja Optimal dan Umur Panjang 28 Oktober 2024
- Satu Dekade HMC, Karya Modifikator Honda Semakin Kompetitif 27 Oktober 2024
- Honda Premium Matic Days Kembali Hadir di Jayapura 26 Oktober 2024
- Motor Sport Honda Terlaris New CBR150R Tampil Makin Agresif 25 Oktober 2024
Komentar Terbaru
Arsip
- November 2024
- Oktober 2024
- September 2024
- Agustus 2024
- Juli 2024
- Juni 2024
- Mei 2024
- April 2024
- Maret 2024
- Februari 2024
- Januari 2024
- Desember 2023
- November 2023
- Oktober 2023
- September 2023
- Agustus 2023
- Juli 2023
- Juni 2023
- Mei 2023
- April 2023
- Maret 2023
- Februari 2023
- Januari 2023
- Desember 2022
- November 2022
- Oktober 2022
- September 2022
- Agustus 2022
- Juli 2022
- Juni 2022
- Mei 2022
- April 2022
- Maret 2022
- Februari 2022
- Desember 2021
- November 2021
- Oktober 2021
- Agustus 2021
- Juli 2021
- Juni 2021
- Mei 2021
- April 2021
- Maret 2021
- Februari 2021
- Januari 2021
- Desember 2020
- November 2020
- Oktober 2020
- September 2020
- Agustus 2020
- Juli 2020
- Juni 2020
- Mei 2020
- April 2020
- Maret 2020
- Februari 2020
- Januari 2020
- Desember 2019
- November 2019
- Oktober 2019
- September 2019
- Agustus 2019
- Juli 2019
- Juni 2019
- Mei 2019
- April 2019
- Maret 2019
- Februari 2019
- Januari 2019
- Desember 2018
- November 2018
- Oktober 2018
- September 2018
- Agustus 2018
- Juli 2018
- Juni 2018
- Mei 2018
- April 2018
- Maret 2018
- Februari 2018
- Januari 2018
- Desember 2017
- November 2017
- Oktober 2017
- September 2017
- Agustus 2017
- Juli 2017
- Juni 2017
- Mei 2017
- Februari 2017
Kategori
Meta
To find out more, including how to control cookies, see here: Kebijakan Cookie