Puluhan Peserta ikuti Bimtek Pengelolaan sampah dan Limbah B3 di Merauke

Pose bersama saat pembukaan bimtek pengelolaan sampah, limbah, bahan beracun dan berbahaya di Rumah Aspirasi H Sulaeman L Hamzah Jalan Noari Merauke, Papua, Kamis (8/12/2022)/ HDA

tvpapua.com, Jayapura, 08/12

Merauke – Puluhan peserta dari sejumlah kelompok pengelola sampah, pegiat sampah dan masyarakat umum, mengikuti (bimtek) bimbingan teknis pengelolaan sampah, limbah, bahan beracun dan berbahaya atau B3 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI dan juga bekerja sama dengan Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi NasDem Dapil Papua, H Sulaeman L Hamzah, di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. 

Bimtek aspirasi H Sulaeman L Hamzah kepada Direktorat Penanganan Sampah Kementrian LHK itu berlangsung sehari di Rumah Aspirasi H Sulaeman L Hamzah Jalan Noari Merauke, Kamis (8/12/2022).

Pengendali Dampak Lingkungan Ahli Madya Direktorat Penanganan Sampah Kementrian LHK, R Teddy Setya Mahendra mengatakan, sosialisasi pengelolaan sampah dan B3 merupakan kebijakan strategis nasional yang ditetapkan Presiden RI Joko Widodo sejak 2017.  

“Tujuannya, untuk mendorong pencapaian target penanganan sampah 100 persen. Saat ini kita sadari, tantangan kedepan semakin berat akibat meningkatnya perubahan konsumsi masyarakat memberikan tekanan sampah,” ujarnya. 

Teddy menjelaskan, puluhan tahun pola pengelolaan sampah di Indonesia masih melalui tahapan dengan pendekatan kumpul lalu buang. Sampah seperti barang yang tidak berguna. 

Akibatnya, tempat pembuangan akhir (TPA) saat ni makin sedikit dan tidak sanggup lagi menampung sampah. Disisi lain, ketersediaan lahan masih menjadi masalah disemua daerah.   

“Sudah saatnya, Pemda/pemkab melakukan penanganan sampah dari hulu dan hilir. Mengurangi produk sampah dengan memperbaiki secara efisien pengelolaan sampah berkelanjutan. Tentu memperhatikan aspek lingkungan, sosial, ekonomi dan kesehatan,” tegas Teddy. 

Dikatakan, bimtek tersebut menjadi wadah berbagi informasi sekaligus diskusi tentang pengelolaan sampah dengan memilah dan mendaur ulang. 

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI Dapil Papua, Sulaeman L Hamzah saat membuka secara resmi bimtek mengatakan, Merauke memiliki daerah yang terawat baik, bersih dan nyaman. Namun, ada juga kawasan tertentu yang harus diperhatikan lebih baik.

“Kita semua punya kewajiban moril merawat lingkungan yang sehat, baik dalam mendukung aktivitas sehari-hari dan kesehatan terjaga. Apalagi sekarang Merauke menjadi Ibu Kota Provinsi Papua Selatan,” sambungnya.

Dia mengajak seluruh elemen masyarakat di Merauke untuk bersama-sama menjaga lingkungan sehingga terbebas dari sampah dan limbah B3. 

Menurut pria berdarah NTT ini, semakin hari semakin banyak produk sampah dampak pola konsumsi yang berubah. 

Oleh karenanya, sebisa mungkin harus ada perencanaan sekaligus penanggulangan sampah dan limbah B3 di kota Merauke secara simultan. 

“Saya sudah mencoba membawa aspirasi untuk diberikan kepada kelompok masyarakat dikawasan tertentu. Tetapi dengan jumlah bantuan yang sedikit belum bisa memenuhi. Karena itu, saya sedang meminta Kementrian LHK untuk membantu Merauke peralatan yang memadai agar kawasannya lebih bersih dan menjadi contoh bagi daerah lain,” tutur Ketua Flobamora Provinsi Papua. 

Menurut Sulaeman Hamzah, hidup sehat berawal dari lingkungan yang bersih. 

Untuk itu, pengelolaan sampah dan limbah B3 harus dilakukan bersama-sama mulai dari pemerintah pusat, pemerintah kabupaten, distrik, hingga RT/RW dalam membantu masyarakat.

Sedangkan, dinas Lingkungan Hidup perlu melakukan penanganan khusus dari waktu ke waktu guna mewujudkan wilayah Merauke, Ibu Kota Papua Selatan yang bersih dan tertata serta menjadi pilot project bagi daerah otonomi baru (DOB) pemekaran lainnya di Papua.

“Beberapa kali peraturan menteri berubah, jadi panduan bagi kita untuk sosialisasi secara luas kepada masyarakat. Bimtek pengelolaan sampah dan limbah B3 ini paket aspirasi saya yang baru didapat tahun ini, tetapi bantuan-bantuan dalam rangka penanggulangan sampah dan B3 sudah kita salurkan ke rumah-rumah ibadah di Merauke,” ungkapnya. 

Dia berharap, peserta bimtek bisa menjadi pionir diwilayah masing-masing dalam pengelolaan sampah dan limbah B3 secara terpadu. 

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Merauke Dominikus Catur R Budi Santoso mengaku optimis dengan bergandeng tangan, kerjasama, peduli dan komunikasi yang baik antar semua pihak maka bisa menyelesaikan permasalahan sampah di Merauke.

“Potensi sampah dari tahun ke tahun meningkat. Hanya saja orang tidak mau melihat peluang disitu. Kita harus coba merubah mindset bahwa sampah adalah emas. Artinya, kehadiran bank sampah bisa mengelola sampah menjadi nilai ekonomi,” jelasnya. 

Catur mengajak masyarakat Merauke untuk sadar dengan melakukan pengurangan sampah mulai dari pemilihan sampah dirumah tangga. (HDA)