Bertemu Dubes Indonesia, Gubernur Papua titip pelajar dan mahasiswa asal Papua

tvpapua.com, New York, 20/05
Gubernur Papua harap Kedubes Indonesia di AS perhatikan mahasiswa Papua memperhatikan pelajar dan mahasiswa Papua yang sedang menempuh pendidikan di beberapa kota di Amerika Serikat (AS). Harapan ini disampaikan oleh Gubernur Enembe saat berkunjung ke Kedubes Indonesia untuk AS di Washington, AS, Selasa (14/05).
“Saya harap kedutaan besar Indonesia memperhatikan mahasiswa Papua yang sedang sekolah di Amerika Serikat. Mahasiswa-mahasiswa itu warga negara Indonesia juga. Jika ada masalah yang mereka hadapi, mohon Kedubes bisa menanganinya terlebih dulu,” ujar Gubernur Lukas Enembe kepada Duta Besar Indonesia untuk AS, Mahendra Siregar.
Gubernur Enembe menyampaikan ada sekitar 300 lebih anak-anak Papua di AS yang belajar di universitas maupun SMA. Mereka tersebar di beberapa kota. Sebagian besar berada di Michigan, Dallas dan Washington. Anak-anak Papua ini membutuhkan pengawasan karena tidak semuanya sanggup menghadapi perubahan dengan cepat, sehingga mungkin saja ada yang mengalami masalah. Masalah yang dihadapi pun beragam, dari masalah perkuliahan hingga masalah kesehatan.
Meski demikian, beberapa mahasiswa bisa mencatat prestasi yang baik. Beberapa mahasiswa asal Papua lulus cum laude dari perguruan tinggi AS. Mereka layak dipromosikan dalam program-program internasional. Untuk itu, Enembe berharap kedutaan besar Indonesia bisa membantu mempromosikan mahasiswa asal Papua dalam program-program pendidikan internasional di AS.
Menanggapi harapan Gubernur Enembe, Dubes Siregar mengatakan Kedubes Indonesia selama ini sangat memperhatikan anak-anak Papua yang sedang belajar di AS. Bahkan mahasiswa dan pelajar asal Papua menjadi prioritas. Namun ia mengakui memang ada masalah dalam komunikasi antara anak-anak Papua di AS dengan pihak kedubes.
“Mahasiswa Papua di AS ini jadi prioritas kami. Namun harus kita akui memang ada masalah kepercayaan dalam hal ini. Tapi kita berpikir positif untuk memperbaikinya,” kata Dubes, dari rilis yang diterima tvpapua.com.
Dubes juga berharap pelajar dan mahasiswa asal Papua yang datang berkuliah di AS bisa melaporkan diri mereka ke kedutaan agar komunikasi bisa berlangsung dengan lancar. Sehingga jika mereka mengalami masalah, bisa segera ditindaklanjuti oleh pihak kedubes.
“Kalau sudah di AS, semua harus dioptimalkan. Mereka sebaiknya tinggal lebih lama setelah kuliah agar punya jaringan global dan internasional. Ini yang sangat penting saat ini,” kata Dubes sambil menambahkan anak-anak Papua di AS harus bisa mendapatkan nilai lebih di AS karena mereka sudah sampai di salah satu negara paling maju di dunia.
Bahkan Dubes memberikan saran kepada Gubernur Papua agar mengubah peraturan pengiriman mahasiswa asli Papua ke luar negeri agar bisa tinggal lebih lama setelah kuliah.
Namun Gubernur Enembe mengatakan anak-anak asli Papua yang dikirim sekolah ke luar negeri itu sudah ditetapkan jangka waktu sekolahnya. Kalau lewat dari masa yang ditetapkan, mereka akan dipulangkan.
“Beberapa mahasiswa di Jerman yang dipulangkan karena sudah lewat jangka waktu beasiswa sementara para mahasiswa tersebut tak kunjung selesaikan kuliah mereka,” ujar Enembe.
Ia menambahkan salah satu ketentuan lainnya adalah setiap anak Papua yang dikirimkan untuk belajar di luar negeri harus menguasai bahasa Inggris dalam waktu dua tahun. Jika dua tahun masih belum bisa berbahasa Inggris dengan baik, akan dipulangkan.
“Saran dubes itu akan saya pertimbangkan. Memang anak-anak kita harus punya jaringan global dan internasional. Karena itu juga saya sarankan mereka yang sudah selesai kuliah tidak perlu pulang ke Papua. Mereka bisa kerja dimana saja,” katanya. (QB)
- Mei, 20, 2019
- Author: Bebo
- Categories: Berita
- No Comments.
News
- Hotel Suni Abepura Hadirkan Promo Be Glory December 5 Desember 2023
- RSUD Jayapura Sukses Operasi Pasien Tumor Mioma Uteri Seberat 5,67 Kg 5 Desember 2023
- Diduga Arus Pendek, Api Hanguskan 2 Rumah Pribadi dan 7 Rumah Sewa di Waena 27 November 2023
- Pemprov Papua Barat Daya Berencana Bangun Museum Otsus 25 November 2023
- Bawaslu 4 Kabupaten di Papua Belum Menandatangani NPHD 25 November 2023
- Kejuaraan Menembak JBR Open 2023 resmi ditutup 20 November 2023
- Swiss-Belhotel Jayapura Sambut Natal Dengan Hadirkan Promo Spesial “Meet Santa & Paket Menginap White Christmas” 16 November 2023
- Kejuaraan Menembak JBR Open 2023 15 November 2023
- PJ Gubernur Ridwan Minta Agenda Pencegahan Stunting PKK Berjenjang Hingga ke Kampung 14 November 2023
- KPK Gelar Hakordia, Masyarakat Papua Sambut Antusias 14 November 2023
Komentar Terbaru
Arsip
- Desember 2023
- November 2023
- Oktober 2023
- September 2023
- Agustus 2023
- Juli 2023
- Juni 2023
- Mei 2023
- April 2023
- Maret 2023
- Februari 2023
- Januari 2023
- Desember 2022
- November 2022
- Oktober 2022
- September 2022
- Agustus 2022
- Juli 2022
- Juni 2022
- Mei 2022
- April 2022
- Maret 2022
- Februari 2022
- Desember 2021
- November 2021
- Oktober 2021
- Agustus 2021
- Juli 2021
- Juni 2021
- Mei 2021
- April 2021
- Maret 2021
- Februari 2021
- Januari 2021
- Desember 2020
- November 2020
- Oktober 2020
- September 2020
- Agustus 2020
- Juli 2020
- Juni 2020
- Mei 2020
- April 2020
- Maret 2020
- Februari 2020
- Januari 2020
- Desember 2019
- November 2019
- Oktober 2019
- September 2019
- Agustus 2019
- Juli 2019
- Juni 2019
- Mei 2019
- April 2019
- Maret 2019
- Februari 2019
- Januari 2019
- Desember 2018
- November 2018
- Oktober 2018
- September 2018
- Agustus 2018
- Juli 2018
- Juni 2018
- Mei 2018
- April 2018
- Maret 2018
- Februari 2018
- Januari 2018
- Desember 2017
- November 2017
- Oktober 2017
- September 2017
- Agustus 2017
- Juli 2017
- Juni 2017
- Mei 2017
- Februari 2017
Kategori
Meta
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie