Produksi IMBS Papua Tumbuh Negatif

Ilustrasi Minyak dari buah kelapa Sawit/ By Google

tvpapua.com, Jayapura, 02/05

Pada periode triwulan I 2019, pertumbuhan produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IMBS) Provinsi Papua mengalami pertumbuhan negatif sebesar 3,86 persen dari triwulan IV 2018. Angka pertumbuhan tersebut lebih rendah dari angka pertumbuhan secara nasional yang tumbuh positif sebesar 0,61 persen.

Kepala Bidang Statistik Produksi BPS Provinsi Papua, Beti Yayu Yuningsih, menjelaskan bahwa penurunan angka pertumbuhan ini disebabkan karena selama triwulan I 2019 terjadi penurunan produksi pada industri makanan, khususnya minyak kelapa sawit, industri kayu, barang dari kayu dan barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya.

“Penurunan produksi minyak kelapa sawit ini dikarenakan pengaruh cuaca, dimana terjadi banjir di banyak daerah penanaman kelapa sawit yang menyebabkan produksi buahnya menurun,” ujar Beti dalam rilis bulanan BPS, Kamis (02/05).

Selain itu kata dia, menurunnya produksi kayu juga diakibatkan karena perusahaan kesulitan mendapatkan izin untuk memperluas lahan Hak Pengusahaan Hutan (HPH), sehingga perusahaan harus melakukan efisiensi produksi.

“Kondisi yang berbeda justru terjadi pada produksi industri minuman. Komoditi ini selama triwulan I 2019 mengalami pertumbuhan positif sama seperti triwulan IV 2018. Fenomena ini terjadi karena begitu besarnya permintaan masyarakat pada saat perayaan tahun baru,” katanya.

Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi triwulan I 2018, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang secara y-on-y Provinsi Papua selama triwulan I 2019 mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,78 persen.

“Pertumbuhan yang positif secara y-on-y tersebut disebabkan karena meningkatnya produksi komoditi industri maianan, utamanya minyak kelapa sawit dan juga produksi industri minuman pada 2019 jika dibandingkan dengan 2018. Sebaliknya, industri kayu, barang dari kayu, barang anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya mengalami penurunan secara y-on-y pada triwulan 1 2019,” ujarnya. (MD)