Tokoh Adat Merauke dan Jayawijaya dukung Jokowi dan Tomi Soeharto di Pemilu serentak 2019

Hutomo Mandala Putra didampingi Ketua LMA Deyai dan Wakil Sekertaris LMA Papua Saat berkunjung ke kantor LMA Kab. Merauke/ Istimewa

tvpapua.com, Kab. Merauke, 08/03

Sejumlah tokoh Adat Papua di Kabupaten Merauke dan Kabupaten Jayawijaya berkomitmen untuk mendukung calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo dan Kyai Ma’ruf Amin dan calon Anggota DPR RI dapil Papua, Hutomo Mandala Putra.

Komitmen Politik ini dinyatakan dalam sejumlah rangkaian acara adat, dari Merauke sampai Wamena, didahului persiapan di Jayapura.

Herman Doga, Ketua Panitia Temu Adat LMA se-Provinsi Papua, menjelaskan kegiatan ini dirangkai dengan tajuk Temu Adat, diikuti oleh Tokoh-tokoh Adat dari 29 Kabupaten dan 1 Kota se-Provinsi Papua.

“Kami pusatkan di Wamena, karena itulah jantung Papua,” kata Herman, saat persiapan Temu Adat di Jayapura, sesaat sebelum pemberangkatan ke Merauke, Senin (04/03).

Temu Adat dengan tema Pacu Bersama Jantung Papua untuk NKRI menghasilkan sejumlah rekomendasi penting untuk menjadi perhatian berbagai pihak.

“Komitmen Politik ini berdasarkan pemikiran yang luas dan dalam, bahwa Tanah Papua adalah tanah damai. Bahwa kedamaian Papua harus ditularkan ke seluruh Indonesia. Bahwa kedamaian tanah Papua adalah awal mula bicara tentang kebenaran,” ujarnya.

Ketua LMA Marind Anim Ha Kabupaten Merauke, Frederikus Wanim Mahuze mengatakan, sudah lama pihaknya menantikan adanya rumah Adat. Sekadar diketahui, pembangunan Kantor LMA di Kabupaten Marauke, telah dimulai sejak tahun 2018 lalu, dengan dukungan dana dari APBD Provinsi Papua. Dimana dalam waktu dekat akan diresmikan oleh Gubernur Papua.

“Enam belas tahun lamanya kami mendambakan adanya Rumah Adat untuk mengangkat harkat dan martabat. Selama ini kami bicara tapi tidak pada tempatnya,” ujar Mahuze, saat persiapan kegiatan di Merauke.

Hutomo Mandala Putra mengaku senang bisa diterima oleh masyarakat adat di Merauke dan diberikan kesempatan untuk melihat secara dekat rumah adat yang merupakan rumah leluhur tersebut kondisinya sangat memprihatinkan karena sejak Otsus masuk Papua bangunan ini baru selesai pembangunannya.

“Setelah 15 tahun, rumah Adat ini baru dibangun semegah ini. Ini membuktikan bahwa pemerintah serius membangun Papua. Saya berharap ekonomi kerakyatan harus ditingkatkan agar masyarakat dapat hidup sesuai dengan amanah UU yaitu makmur dan mandiri,” katanya.

Sebagaimana di Merauke dan Wamena. Temu Adat ini akan berfokus pada pernyataan komitmen politik untuk Pilpres dan Pemilu Legislatif 2019.

Rangkaian prosesi Adat dari Merauke sampai di Wamena, hendak menunjukan bahwa Orang Papua adalah orang-orang yang berbudaya, berbudi pekerti dan tahu berterimakasih atas segala pembangunan yang telah dilakukan negara sejak awal mula integrasi sampai kemajuan luar biasa yang diprogramkan Presiden Joko Widodo tahun-tahun terakhir ini.

Prof. Dr. Bambang Saputra salah satu tokoh pemerhati daerah terpencil mengatakan, kemauan dan kemampuan berdemokrasi para tokoh Adat patut diapresiasi.

“Ini gebrakan yang sangat luar biasa. Di sana ada perbedaan-perbedaan, terutama tentang pilihan Pilpres dan Pileg, tapi mereka bersatu dalam proses dukungan yang mencerminkan negara kita adalah negara demokrasi. Orang Papua sangat demokratis dalam pilihan politiknya,” ujarnya.

Dikatakan, pembangunan Infrastruktur, terutama infrastruktur Trans Papua di Provinsi Papua dan Papua Barat, merupakan penerapan program strategis pemerintahan Joko Widodo yang dinamakan Nawacita.

“Ini karya nyata seorang anak bangsa, sehingga layak dipilih kembali menjadi Presiden. Kemudian di sisi lain masyarakat Adat Papua menjatuhkan dukungan caleg DPR RI-nya pada Tomi Soeharto sebagai wakil mereka nanti di Senayan juga merupakan keputusan yang harus secara bersama-sama dihargai. Inilah dinamika dalam berdemokrasi,” katanya. (QB)