Cagar Alam CYCLOOP Alami Kerusakan
Caption : Para pemateri dalam media gathering Festival Cycloop berpose bersama usai kegiatan di Grand Abe Hotel, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua/ Istimewa
tvpapua.com, Jayapura 26/11
Cagar Alam Cycloop dengan luas 31 ribu hektar lebih, 7-8 persen diantaranya mengalami kerusakan atau sebanyak 2.000 hektar lahan kritis, baik akibat perambahan maupun tidak berhutan.
Demikian hal ini terungkap dalam media gathering Festival Cyloop yang dilaksanakan di Grand Abe Hotel, Distrik Abepura, Kota Jayapura, Papua, Jumat (23/11).
“Berdasarkan data 2016, analisa dari 31 ribu hektar ada 7-8 persen yang rusak atau sekitar 2.000-an ribu yang dikatakan dikatakan lahan kritis. Lahan kritis ini termasuk perambahan dan tidak berhutan,” kata Plh Kepala BBKSDA Provinsi Papua Askhari Dg Masikki yang merupakan salah satu pemateri dalam kegiatan tersebut.
Ia juga mengungkapkan bahwa, BBKSDA Papua akan melakukan rencana pemulihan ekosistem atau RPE atau rehabilitasi hutan dalam bentuk penanaman kembali pohon-pohon di Cagar Alam Cycloop.
“Ini sekarang dokumennya sedang disiapkan oleh rekan-rekan di kantor, untuk pengendalian sistem hutan, ini adalah salah satu upaya kami untuk melindungi dan menjaga, serta melestarikan Cycloop,” kata Askhari.
Dalam acara tersebut terungkap bahwa sejumlah kerusakan Cagar Alam Cycloop lebih karena ulah tangan manusia, mulai dari perambahan hutan, penebangan pohon untuk diambil arangnya hingga, sejumlah kawasaan yang dibuat untuk jalan dan perumahan, yang akhirnya berdampak pada kekurangan pasokan air PDAM yang bersumber dari Cycloop.
Termasuk bagaimana perlindungan dan pelestarian alam serta hewan endemik seperti burung Cenderawasih yang banyak ditemukan dijual bebas dan mulai menjauh dari Cagar Alam Cycloop.
“Semua pihak, mulai dari instansi, komunitas hingga mama-mama yang sering sibuk di dapur sangat merasakan dampaknya soal kekurangan air. Ini akhirnya berpengaruh pada hal lainnya juga, yang sebenarnya dulu hal ini tidak terjadi karena Cycloop dijaga dan dilindungi, tapi belakang ini banyak dijamah oleh tangan-tangan tidak bertanggungjawab,” ujar Daniel Toto, koordinator DAS Kabupaten Jayapura.
Daniel menegaskan bahwa hal yang paling utama yang dirasakan dari dampak kerusahan Cagar Alam Cycloop adalah krisis air yang belakangan ini terjadi di Kota dan Kabupaten Jayapura, sehingga hal ini seharusnya mulai digaungkan bahwa Cycloop dalam masalah besar dan harus segera ditangani, jangan sampai tunggu terjadi bencana seperti 2007.
“Saya minta untuk kita semua sampaikan lewat wartawan, media sosial dan lainnya bahwa Cycloop dalam keadaan bahaya. Kalau kita tidak tangani cepat, maka sanksi dari alam kita siap menerimanya,” katanya.
Pada momentum itu, Daniel meminta agar pemberdayaan masyarakat adat tetap diperhatikan oleh pemerintah lewat instansi terkait, sebagai bentuk kepedulian dan perhatian untuk mengajak pemilik ulayat lebih giat lagi dalam keterlibatan menjaga Cagar Alam Cycloop yang menjadi ‘mama’ bagi warga di Ibu Kota Provinsi Papua dan sekitarnya.
“Masyarakat adat atau pemilik tempat harus diberikan ruang untuk mengelola SDA yang ada di Cycloop, tentunya dilakukan pendampingan sehingga bisa berdampak positif dan memberikan nilai tambah guna peningkatan kesejaherataan,” ujar Daniel Toto.
Sementara, John Moesieri wakil dari Dinas Kehutanan Provinsi Papua mengakui bahwa perambahan Cagar Alam Cycloop pada hutan penyangga, khususnya penebangan kayu jenis tertentu seperti kayu Swang yang biasanya digunakan untuk tiang rumah berlabuh di pesisir pantai, kebanyakan diambil dan dibakar oleh oknum warga untuk jadikan arang dan dijual kepada pemilik warung makan.
“Pada 2015-2016, sebenarnya perambahan ini kami tekan dan banyak kayu arang yang kami sita. Tapi karena beberapa tahun belakangan ini kami di Dinas Kehutanan kekurangan operasional maka belum bisa mencegah kembali. Tapi pada akhir tahun ini kami sedang menyusun dokumen perencanaan pengelolaan kawasan penyangga Cagar Alam Cycloop, sehingga kita bisa tahu apa saja aksi dan yang akan dilakukan,” kata John.
Sedangkan, Kasiter Korem 172/PWY Letkol Inf J Daniel P Manalu mewakili Danrem Kolonel Inf J Binsar P Sianipar mengatakan pihaknya siap membantu atau memback up polisi ataupun diajak untuk berkolaborasi oleh instanis terkait guna menjaga dan melestarikan Cagar Alam Cycloop, tentunya disesuaikan dengan tupoksi kerja dari institusi tersebut.
“Prinsipnya kami siap membantu. Karena menjaga dan melesatarikan Cycloop adalah tanggung jawab kita semua, bukan satu atau dua instansi ataupun dibebankan kepada masyarakat adat sebagai pemilik hak ulayat,” ujarnya.
Kegiatan ini dipandu oleh aktivis lingkungan Yasminta Rhidian Wasaraka yang akrab disapa Dian yang juga sebagai koordinator tim creative Festival Cycloop dan mantan Ketua AJI Jayapura Eveerth Z Joumilena. (RLS)
- Nov, 26, 2018
- Author: Mario
- Categories: Berita
- No Comments.
News
- Jelang Putusan Sidang MK, Ketua HKMJ: Jaga Kedamaian Yang Sudah Kita Bangun Bersama 18 Januari 2025
- Wakil Bupati dan BPAS Wilayah X Buka Raker Klasis Yalimo Anggruk di Dekai 18 Januari 2025
- Imigrasi Kelas I TPI Jayapura Periksa 1830 Wisatawan dan 773 Kru ABK Kapal MS Noordam 14 Januari 2025
- PJ Walikota: Pelatihan Matematika Gasing Guna Peningkatan SDM Guru dan Siswa 11 Januari 2025
- Tindak Lanjuti Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Kemendagri DPR Papua Bersama TPAD Kembali Bahas APBD Tahun Anggaran 2025 10 Januari 2025
- Polisi Tangkap Ketua KPU Sarmi, Diduga Terkait Pemilu 10 Januari 2025
- Awali Tugas Perdana Waket I DPR Papua Rapat Evaluasi APBD 2025 9 Januari 2025
- Waket III DPR Papua Kunjungi Anak Korban Kekerasan Orangtua Angkat 9 Januari 2025
- Freeport Indonesia Berbagi Kasih Natal dengan Anak-anak Panti Asuhan di Jayapura 9 Januari 2025
- Empat Pimpinan DPR Papua Resmi Dilantik 8 Januari 2025
Komentar Terbaru
Arsip
- Januari 2025
- Desember 2024
- November 2024
- Oktober 2024
- September 2024
- Agustus 2024
- Juli 2024
- Juni 2024
- Mei 2024
- April 2024
- Maret 2024
- Februari 2024
- Januari 2024
- Desember 2023
- November 2023
- Oktober 2023
- September 2023
- Agustus 2023
- Juli 2023
- Juni 2023
- Mei 2023
- April 2023
- Maret 2023
- Februari 2023
- Januari 2023
- Desember 2022
- November 2022
- Oktober 2022
- September 2022
- Agustus 2022
- Juli 2022
- Juni 2022
- Mei 2022
- April 2022
- Maret 2022
- Februari 2022
- Desember 2021
- November 2021
- Oktober 2021
- Agustus 2021
- Juli 2021
- Juni 2021
- Mei 2021
- April 2021
- Maret 2021
- Februari 2021
- Januari 2021
- Desember 2020
- November 2020
- Oktober 2020
- September 2020
- Agustus 2020
- Juli 2020
- Juni 2020
- Mei 2020
- April 2020
- Maret 2020
- Februari 2020
- Januari 2020
- Desember 2019
- November 2019
- Oktober 2019
- September 2019
- Agustus 2019
- Juli 2019
- Juni 2019
- Mei 2019
- April 2019
- Maret 2019
- Februari 2019
- Januari 2019
- Desember 2018
- November 2018
- Oktober 2018
- September 2018
- Agustus 2018
- Juli 2018
- Juni 2018
- Mei 2018
- April 2018
- Maret 2018
- Februari 2018
- Januari 2018
- Desember 2017
- November 2017
- Oktober 2017
- September 2017
- Agustus 2017
- Juli 2017
- Juni 2017
- Mei 2017
- Februari 2017
Kategori
Meta
To find out more, including how to control cookies, see here: Kebijakan Cookie