BI Papua Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi di 2024 Tumbuh 5,25 sampai 6,25 Persen

Kepala Tim Implementasi KEKDA Bank Indonesia Papua, Dadung Tri Marsetyo, saat bincang-bincang bersama media bertajuk “Perekonomian Papua Tahun 2024″/ QB

tvpapua.com, Jayapura, 19/01

Jayapura – Bank Indonesia Perwakilan Papua merilis pencapaian inflasi di Papua khususnya Jayapura, Merauke dan Timika di dalam konteks Papua masih besar untuk tahun 2023 ada dalam rentang target nasional 3±1 persen atau diantara 2 sampai 4 persen.

Hal itu disampaikan Kepala Tim Implementasi KEKDA Bank Indonesia Papua, Dadung Tri Marsetyo saat bincang-bincang bersama media bertajuk “Perekonomian Papua Tahun 2024”

“Hasil inflasi yang mencapai target ini merupakan hasil koordinasi dan sinergi yang kuat dari berbagai pihak melalui Pemda, TPIP-TPID dalam mengendalikan gejolak harga dan juga stakeholder lain termasuk media,” katanya di Jayapura, Rabu (17/01/2024).

Dijelaskan tentang perekonomian Papua untuk Papua masih bergabung antara Papua Induk, Papua Selatan, Papua Tengah dan Papua Pegunungan jadi Papua memberi kontribusi di Sulampua sebesar 15 persen.

“Jadi masuk di tingkat nomor tiga di antara Provinsi yang lain kita ada di bawah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah, kalau secara nasional kita ada di tingkat 15 dengan kontribusi atau pangsa sebesar 1,5 persen,” jelasnya

Sementara dari sisi pertumbuhan ekonomi produk domestic regional bruto (PDRB) di 2023 targetnya 3,5 – 4,5 persen ini nanti hasilnya baru akan diketahui pada bulan Februari untuk tahun 2023, tetapi untuk target inflasi sebesar 3 plus dan kita sudah mencapai target.

Lanjut diterangkan, tahun 2024 harapannya proyeksi pertumbuhan ekonomi itu akan mencapai 5,25 sampai 6,25 dengan target inflasi yang lebih rendah yaitu sebesar 2,5 ± 1 persen pada 2024 merupakan target secara nasional di papua, kalau boleh dirangkum dengan kata lain bahwa perekonomian Papua di 2024 ini akan lebih baik dibandingkan di tahun 2023.

“Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang kuat berimbang berkelanjutan dan inklusif ada dua faktor yang perlu dicapai yaitu inflasi yang rendah dan stabil juga struktur perekonomian yang kuat yang didorong dengan sinergi dan optimisme, kemudian didukung dengan digitalisasi dan pembangunan berwawasan lingkungan, “terangnya.

Sinergi mendorong UMKM, ekonomi dan keuangan syariah ada beberapa hal yang sudah dan akan terus dilakukan antara lain pelatihan budidaya dan pasca panen, pendampingan sertifikasi halal, pengembangan ekonomi pesantren, pengembangan industri kreatif (IKRA) penyelenggaraan pameran juga peningkatan produksi dan skala usaha digitalisasi UMKM dan ekspor secara mandiri.

“ini merupakan beberapa hal yang menjadi program kerja maupun capaian Bank Indonesia Papua di 2023 dan akan dilanjutkan di 2024,” tandasnya. (QB)