Kadinkes Papua Terima Penghargaan SKDR
Caption : Kepala Dinas Kesehatan Papua, drg. Aloysius Giyai/ Istimewa
tvpapua.com, Jayapura, 02/10
Kepala Dinas Kesehatan Papua, drg. Aloysius Giyai, M.Kes, terima Penghargaan dari Kesehatan RI melalui Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan, karena dinilai memiliki kinerja baik dalam hal pelaksanaan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) terhadap sejumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) kesehatan selama tahun 2018.
Piagam penghargaan yang ditandatangani Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan pada Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, drg. R. Vensya Sihotang, M.Epid tertanggal 2 Oktober 2018 itu diterima oleh Dinas Kesehatan Papua melalui Surat Elektronik (surel), Selasa (02/01) kemarin.
Kadinkes Papua, drg. Aloysius Giyai, M.Kes mengatakan, dirinya berterima kasih kepada Kementerian Kesehatan yang telah diam-diam memantau dan menilai kinerja Dinkes Papua bersama seluruh jajaran dinas kesehatan di 29 kabupaten/kota dan para petugas kesehatan di Puskesmas.
“Pasca KLB Asmat, memang kami seluruh jajaran kesehatan di Provinsi Papua benar-benar bekerja keras melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon terutama terhadap daerah-daerah yang rawan terjadinya KLB. Jika ada laporan pengaduan masuk, kami cepat merespon, kadang gandeng UP2KP turun ke lapangan langsung. Tapi kami ini bekerja tulus untuk mau cegah jatuhnya angka kesakitan dan kematian untuk selamatkan rakyat Papua, bukan bekerja untuk dapat penghargaan seperti ini,” ujar Aloysius.
Menurut Aloysius, SKDR atau Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Cepat merupakan tindakan cepat yang dilakukan tim kesehatan yang ahli dalam bidangnya terkait Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan langkah-langkah yang terprogram dan akurat, sehingga proses penanggulangannya menjadi lebih cepat dan akurat pula.
“Kita sudah petakan ada 17 daerah yang potensi KLB di Papua. Untuk Atasi Asmat dan beberapa daerah rawan KLB seperti Korowai Danowage, Mbua, Seminage, kami tempatkan tim kesehatan khusus wilayah terisolir. Nah kesehatan ini kan hanya asap dari semuanya. Karena itu, saya minya SKPD lain, mari kita kerjasama lintas sektor dengan menyediakan kebutuhan masyarakat yang menunjang kesehatan mereka seperti air bersih, rumah layak huni, gizi dengan peternakan dan pertanian yang baik. Jika ini tercipta, saya yakin KLB di Papua tidak terjadi lagi,” katanya. (QB)
- Okt, 02, 2018
- Author: Mario
- Categories: Berita
- No Comments.
News
- Peduli Korban Bencana NTT, Peserta CdM Meeting II Gelar Aksi “eba mokai” 10 April 2021
- Yunus Wonda : Papua Siap Jadi Tuan Rumah PON XX 10 April 2021
- Gubernur Resmi Buka CdM Meeting II PON XX Papua 8 April 2021
- CdM Meeting II PON XX Papua Tahun 2021 Akhirnya Digelar 7 April 2021
- Mendagri Beri Teguran Keras Kepada Gubernur Papua 7 April 2021
- Gubernur Papua Harapkan Pelaksanaan PON Berjalan Sukses 7 April 2021
- Yunus Wonda : Keamanan PON Merupakan Tanggungjawab Bersama 7 April 2021
- Wagub Lantik Bupati dan Wakil Bupati Waropen, Bupati Nduga, Bupati Boven Digoel 16 Maret 2021
- Gubernur Papua Terima Buku RDP Otsus Dari MRP 16 Maret 2021
- Wakil Gubernur Klemen Tinal Resmi Melantik Sekda Papua Dance Yulian Flassy 15 Maret 2021
TABLOIDJUBI.COM
- Siklon Tropis Seroja di NTT ciptakan danau baru 19 April 2021 tempo.co
- Warga daerah ini laporkan pemotongan dana Bansos ke polisi 19 April 2021 tempo.co
- Wali Kota Bobby Nasution dituntut minta maaf terkait pengusiran wartawan 19 April 2021 tempo.co
- Kedua kalinya Myanmar tangkap jurnalis Jepang 19 April 2021 Admin Jubi
- Varian Covid-19 baru, Hong Kong tangguhkan penerbangan dari sejumlah negara ini 19 April 2021 tempo.co
- Rakerda Ke-IV TP PKK Papua diikuti pengurus PKK dari 22 kabupaten/kota 19 April 2021 Yuliana Lantipo
- Penjaringan kandidat Rektor Uncen dimulai 19 April 2021 Theo Kelen
- SAMN: Jelang PON XX Papua, hentikan perdagangan minuman beralkohol 19 April 2021 Benny Mawel
- Kebangkitan kembali Nauru setelah sempat jatuh miskin 19 April 2021 Elisabeth Giay
- Jepang perlu konsultasi dengan Pasifik sebelum buang air limbah Fukushima 19 April 2021 Elisabeth Giay