JWW : Hilangkan Perbedaan, Jadikan Papua Rumah Bersama
Caption : John Wempi Wetipo berfoto bersama dengan pengurus FKPPI/ Istimewa
tvpapua.com, Jayapura, 02/03
John Wempi Wetipo memiliki sebuah harapan untuk membuat perubahan di Tanah Papua, salah satunya menghilangkan perbedaan dan menjadikan bumi cendrawasih sebagai rumah bersama.
Hal itu disampaikannya, ketika menjadi narasumber pada kegiatan rapat pimpinan dan bela Negara pengurus FKPPI (Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri TNI Polri) di aula balai diklat Tanah Hitam, Senin (26/02) malam.
“Papua harus menjadi rumah bersama bagi siapa saja yang menginjakkan kakinya disini. Dengan begitulah, perubahan atas tanah ini bisa terjadi,” kata John Wempi Wetipo.
Wempi Wetipo yang diminta untuk bercerita tentang Memahami Perbedaan dalam Pembangunan Daerah dengan Prepektif Nilai-nilai Hidup Bersama, yang tercermin dalam buku Gunung Versus Pantai, yang ditulisnya bersama Marthen Medlama.
Dikatakannya, buku ini sempat menjadi kontroversi, namun itu hanya bagi orang yang melihat judul bukunya dan tak membaca isinya.
“Penduduk asli Papua dapat digolongkan menjadi dua. Kelompok pertama adalah penduduk yang menyatakan dirinya ‘modern’ dan bisa berinteraksi dengan dunia ‘luar’, sementara kelompok kedua adalah penduduk yang masih hidup ‘klasik’ mempertahankan kebudayaan aslinya,” ujar Wempi.
Kelompok pertama, lanjutnya, adalah masyarakat yang hidup di wilayah pesisir atau pantai. Akses transportasi yang mudah menjadikan interaksi dengan dunia luar lebih mudah.
Sementara kelompok kedua adalah mereka yang hidup di pegunungan, yang untuk mencapai ke sana cukup sulit.
Menurut pria yang masih menjabat sebagai Bupati Jayawijaya tersebut, dulu keadaannya baik-baik saja.
Bahkan saat itu keadaan di Papua relatif ‘steril’ dari kepentingan luar, baik asing maupun dari kepentingan suku lain yang ada di Indonesia.
“Namun seiring berjalannya waktu, terjadi lalu lintas manusia, budaya, politik ke Papua, membawa perubahan yang signifikan. Dan saya ingin membawa perubahan, agar kedepannya tak ada lagi diskriminasi, tak ada lagi dikotomi antara orang dari pantai, gunung atau non pribumi, tetapi kita satu, yakni masyarakat Papua,” katanya.
Wempi Wetipo juga bercerita, majunya sebagai Gubernur di Provinsi Papua, guna memiliki kapasitas yang besar, untuk mengontrol setiap pembangunan di Papua, melalui konsep “Papua Cerdas”.
“Apabila saya terpilih, saya akan membuat namanya rumah “Papua Cerdas”. Didalam rumah itu, akan ada tenaga ahli professional, yang mencari solusi untuk mengejar ketertinggalan, baik dari segi pendidikan, perekonimian, kesehatan dan keamanan,” ujar Wempi Wetipo.
Bahkan Wempi Wetipo menerangkan, bahwa rumah Papua Cerdas, pondasinya adalah keamanan. “Kalau Papua tak aman, bagaimana kita bisa membangun kesehatan, pendidikan dan peningkatan perekonimian masyarakat,” katanya.
Wempi Wetipo menambahkan, keamanan menjadi nomor satu dalam membangun Papua. Sehingga, kedepannya akan membuat metode pemetaan wilayah konflik di seluruh daerah.
“Selama ini belum ada kita miliki data real, permasalahan setiap daerah. Kalau kita tahu, maka kita bisa mencari solusi untuk meredam konflik yang ada ditengah-tengah masyarakat. Sebab tak bisa kita menyelesaikan permasalahan idiologi dengan cara menangkap pelaku criminal seperti pencurian, pembunuhan dan lain-lain. Maka dari itu, harus pemetaan wilayah, sehingga penanganannya terstruktur,” ujarnya.
Wempi Wetipo berharap kepada pengurus FKPPI, menjadi garda terdepan yang menjaga keutuhan NKRI. “Kita harus bersatu, untuk menjaga Papua dalam bingkai NKRI. Bila kita terpecah-pecah, maka dengan mudah kita akan runtuh,” katanya.
Sekretaris FKPPI Papua, Syafruddin D menegaskan, berterima kasih kepada JWW yang hadir dalam undangan mereka sebagai narasumber dalam kegiatan rapat pimpinan dan bela Negara FKPPI.
“Kami disini bersifat netral, kebetulan kami memiliki kegiatan dan mengundang John Wempi Wetipo sebagai narasumber,” ujar sekretaris FKPPI. [M.D]
- Mar, 02, 2018
- Author: Mario
- Categories: Berita
- No Comments.
News
- Diduga Arus Pendek, Api Hanguskan 2 Rumah Pribadi dan 7 Rumah Sewa di Waena 27 November 2023
- Pemprov Papua Barat Daya Berencana Bangun Museum Otsus 25 November 2023
- Bawaslu 4 Kabupaten di Papua Belum Menandatangani NPHD 25 November 2023
- Kejuaraan Menembak JBR Open 2023 resmi ditutup 20 November 2023
- Swiss-Belhotel Jayapura Sambut Natal Dengan Hadirkan Promo Spesial “Meet Santa & Paket Menginap White Christmas” 16 November 2023
- Kejuaraan Menembak JBR Open 2023 15 November 2023
- PJ Gubernur Ridwan Minta Agenda Pencegahan Stunting PKK Berjenjang Hingga ke Kampung 14 November 2023
- KPK Gelar Hakordia, Masyarakat Papua Sambut Antusias 14 November 2023
- Polsek Heram Tangani Kasus Seorang Pelajar Gantung Diri 9 November 2023
- KOMAPA Siap Gelar Meepago Reggae Festival Ke III 9 November 2023
Komentar Terbaru
Arsip
- November 2023
- Oktober 2023
- September 2023
- Agustus 2023
- Juli 2023
- Juni 2023
- Mei 2023
- April 2023
- Maret 2023
- Februari 2023
- Januari 2023
- Desember 2022
- November 2022
- Oktober 2022
- September 2022
- Agustus 2022
- Juli 2022
- Juni 2022
- Mei 2022
- April 2022
- Maret 2022
- Februari 2022
- Desember 2021
- November 2021
- Oktober 2021
- Agustus 2021
- Juli 2021
- Juni 2021
- Mei 2021
- April 2021
- Maret 2021
- Februari 2021
- Januari 2021
- Desember 2020
- November 2020
- Oktober 2020
- September 2020
- Agustus 2020
- Juli 2020
- Juni 2020
- Mei 2020
- April 2020
- Maret 2020
- Februari 2020
- Januari 2020
- Desember 2019
- November 2019
- Oktober 2019
- September 2019
- Agustus 2019
- Juli 2019
- Juni 2019
- Mei 2019
- April 2019
- Maret 2019
- Februari 2019
- Januari 2019
- Desember 2018
- November 2018
- Oktober 2018
- September 2018
- Agustus 2018
- Juli 2018
- Juni 2018
- Mei 2018
- April 2018
- Maret 2018
- Februari 2018
- Januari 2018
- Desember 2017
- November 2017
- Oktober 2017
- September 2017
- Agustus 2017
- Juli 2017
- Juni 2017
- Mei 2017
- Februari 2017
Kategori
Meta
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie